Kejujuran dan Kebenaran


“Kejujuran dan Kebenaran”

Suatu hari teman bertanya “Ril, apa itu kejujuran”?

“Kejujuran adalah bertindak secara fisik maupun verbal sesuai dengan aturan yang ada”, jawabku

“Konteksnya bagaimana”? dengan penasaran teman tersebut bertanya lagi

“mmmmm konteksnya adalah jujur ketika ada kesempatan untuk jujur dan jujur ketika ada kesempatan untuk tidak jujur”, jawabku lagi

“Ah saya bingung Ril, jangan buat saya bingung dech”, keluhnya

Dengan tenang kujelaskan “konteks pertama itu adalah konteks kejujuran yang relatif mudah untuk kita laksanakan karena perangkat-perangkat pendukung kejujuran itu tersedia dengan lengkap. Contohnya ketika sedang berkendara dari jarak 100 meter nampak terlihat ada sweeping lalu lintas, kamu tidak perlu berhenti dan mencari jalan pintas menghindar karena kamu memiliki SIM, STNK dan dokumen-dokumen lainnya yang membuat kamu tidak akan terjaring razia lalu lintas itu. Itu kesempatanmu untuk jujur kepada polisi bahwa kamu “lengkap” dan berhak melaju segera setelah pak polisi memeriksa kelengkapan surat-suratmu”.

“Oh begitu,trus konteks yang kedua?”, dengan penuh penasaran.

“mmmm konteks kedua adalah konteks yang sulit untuk jujur tapi kita harus jujur. Contohnya ketika seseorang datang kepadamu untuk mengisi suatu jabatan penting dengan syarat harus memenuhi 10 jenis kriteris yang diminta. Setelah melihat kriteria itu ternyata ada 1 kriteria yang membuat kamu tidak mampu menggenapkan eligibilitasmu untuk tawaran tersebut. Disisi lain kamu mempunyai kesempatan untuk memanipulasi 1 poin tersebut sehingga “nampak” eligible. 1 poin tersebut simpel dan formalitas kadarnya namun kesempatan untuk jujur pada waktu itu lebih berharga ketimbang posisi menggiurkan tersebut”, jawabku panjang lebar

“tapi kan itu hanya formalitas Ril”, sanggahnya

“iya itu formalitas tapi kamu kehilangan kesempatan untuk memperbaiki diri dengan berkata jujur pada kondisi dimana seharusnya jujur”, jelasku lagi

“bagiku itu tidak masalah Ril karena nanti kita bisa bayar ketidakjujuran itu dengan mengemban amanah saat melaksanakan dalam posisi yang ditawarkan itu”, tegasnya

“Itu cumin justifikasimu saja. Hal baik harus dimulai dari niat yang baik dalam hati, dilaksanakan dalam konteks dan cara-cara yang baik dan insyaAllah nantinya akan menghasilkan hasil yang baik dan berkah pastinya”, jawabku dengan tenang

“Ril, kesempatan itu tidak datang 2 kali”, teman itu mencoba meyakinkanku lagi dengan logikanya

Sambil tersenyum kecil kujawab, “kesempatan itu akan datang berkali-kali bagi mereka yang siap lahir batin dan siap untuk jujur. Allah telah menebarkan rejeki untuk umatnya, jangan takut tidak mendapat selama kita berada dilajur yang benar. Satu hal yang penting adalah jangan asah kemampuan kita untuk memanipulasi sebuah kebenaran n mencari pembenaran untuk situasi yg kita “benarkan” tersebut.

“Trus apa ukuran ketidakjujuran Ril”, tanya dia lagi

“Ukuran ketidakjujuran adalah bukan ketika kita membohongi org lain tapi melainkan membohongi diri sendiri dan Tuhan. Hal tersebut sangat jelas ketika kita bertanya kepada hati nurani tapi ketika kamu bertanya kepada rasio kamu, maka pasti ada saja pembenaran yang akan dikeluarkan oleh akal. Ikuti hati nuranimu dan kuatkan dengan rasiomu setelahnya. Bangunlah integritas melalui kejujuran”

Wajahnya memerah tak punya argument balasan. Tiba-tiba dia mengalihkan ke pertanyaan lain “apa itu kebenaran?”

Segera kujawab, “jika dikaitkan dengan pembicaraan kita ini kebenaran adalah ketika hati kita mampu dengan tegas kepada diri kita sendiri menjawab pertanyaan “apakah jalan yang kutempuh ini benar atau salah?” dengan jawaban “Ya ini salah saya harus meninggalkannya” atau “Ya ini benar saya harus mengambilnya dan berusaha sekuat tenaga”

Belum sempat berbicara lebih jauh tentang kebenaran handphone masing-masing berdering dan kami pun bergegas pergi.

Lakewood, 10 Februari 2012

Salam,

Haeril

3 thoughts on “Kejujuran dan Kebenaran

  1. ada juga definisi yang saya dapatkan bang heril,,, kalo jujur itu mengatakan SEMUA yang sebenarnya,,, kalo masih ada paling sedikit satu, sesuatu yang belum kita ucapkan (jujur) maka belum dikatakan jujur (ttapi tidak dikatakan bohong)…. 🙂

    cerita yang menarik, jujur sesuai konteksnya,,,
    keep posting

  2. iya emang betul apa kata kk …. kita kembali lg pada niat dan tujuan yg bersifat positif sehingga dapat membangun integritasx. nahh..Integritas inilah yang membuat tiap – tiap orang berbeda.

  3. mlihat tulisan kanda, sy membayangkan apa yg sdg terjadi dinegeri kita tercinta. jatuhnya bangsa skg ini dimata rakyat bukan smata karena kekayaannya atau jabatannya, tp kejujuran kata2 mereka. janji2 verbal politik yg dikoar2 berbanding terbalik sgn situasi real skg.

Leave a reply to Upira Cancel reply