Summari Tafsir Al Misbah Mengenal Surah Al An’Anm Episode 30 Ramadhan (Episode Terakhir)


Alhamdulillah kita sudah berada di penghujung ramadhan sekalgus sampai di episode terakhir program tafsri Al Misbah tahun 2010. Sedih juga terasa karena mulai besok tafsir Al Misbah tidak akan hadir lagi hingga InsyaAllah ramadhan tahun depan. Tapi jangan khawatir insyaAllah hari-hari esok akan terus ada postingan-postingan yang tak kalah menariknya dari tafsir Al Misbah.

Pada episode terakhir kali ini, bapak Quraishihab menjelaskan surah Al An’Anm dari ayat 162 hingga ayat 165. Inti dari diskusi kali ini membicarakan tentang konsekuensi dari keislaman kita.

1. Salah satu perbedaan Islam dengan agama-agama sebelumnya yaitu sholat. Sholat secara harfiah berarti doa. Doa itu permohonan dari sesuatu yang rendah kepada sesuatu yang tinggi. Jadi dalam sholat atau berdoa kecongkakan atau ketinggihatian sebaiknya dihilangkan karena hanya akan memakruhkan pahala sholat.

2. Sholat jika kita pahami secara mendalam adalah sebuah kebutuhan bagi kita semua. Sholat jangan lagi kita maknai hanya sekedar ibadah wajib yang harus kita gugurkan demi menjalankan perintah agama namun lebih kepada keihklasan kita menyembah kepada Allah yang berujung pada tentramnya hati dan jiwa ini dalam setiap aktifitas yang kita lakukan.

3. Ibadah berfungsi untuk membersihkan seseorang dari dosa-dosa karena tak seorang manusiapun yang tidak mempunyai dosa, terkadang dosa tersebut kita lakukan dengan sengaja maupun secara tidak sengaja.

4. Berbeda dgn zakat, haji, dan puasa yang bisa kita tangguhkan dalam kondisi tertentu, sholat adalah ibadah yang tidak bisa kita tinggalkan oleh karena itu Allah banyak memberi kita keringanan dalam hal sholat. Contohnya: jika kita tak mampu sholat berdiri maka Islam mengajarkan tata cara sholat dalam duduk. Kalaupun tidak bisa duduk maka diberi toleransi lagi sehingga bisa melakukan sholat dalam keadaan berbaring.

5. Para nabi dalam bersabda dengan menggunakan pronoun atau kata ganti “saya” tidak serta merta hanya menunjuk pada dirinya sendiri tapi bagaimana kata “saya” itu menunjukkan sikap tanggung jawab oleh nabi-nabi Allah dalam menyebarkan agama Allah. Contohnya: Rasulullah SAW berkata kepada umatnya bahwa sayalah orang yang bertanggungjawab untuk penyebaran nilai-nilai Allah di muka bumi ini. Jelas bahwa Muhammad telah memposisikan dirinya dan berjanji kepada Allah bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran yang dibawanya dan hal tersebut telah dibuktikan oleh rasulullah dalam amal dan perbuatannya, tidak hanya sekedar bicara. Banyak pemimpin saat ini yang pada saat berjanji dalam kampanye menggunakan kata “saya” maka ketika terpilih tidak pernah bertanggunggjawa atas kata-kata atau hal-hal yang telah mereka janjikan.

6. Jangan pernah mempermasalahkan perbedaan. Allah menciptakan yang kaya agar kita bisa mengetahui apa yang disebut miskin dan begitu sebaliknya. Allah menciptakan orang miskin sebagai cobaan bagi orang yang kaya begitupun orang yang kaya akan menjadi cobaan bagi yang miskin. Begitulah Allah mengatur kehidupan ini agar kita bisa mengambil pelajaran dari setiap hal yang kita lalui dalam hidup ini.

7. Sesungguhnya Allah menciptakan hal-hal yang halal buat manusia itu dalam jumlah yang sangat banyak dan hal-hal yang haram dalam jumlah yang sedikit namun ironisnya masih banyak dari manusia yang suka memilih hal-hal yang haram dikarenakan ketidaktahuan mereka.

8. Untuk memperbaiki keihklasan dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri bukan dari orang lain.

Sekian untuk summari tafsir Al Misbah ramadhan tahun ini dan InsyaAllah kita bertemu lagi di summari tafsir Al Misbah ramadhan tahun depan..wassalam..

Salam Hangat,

Haeril Halim. Hasanuddin University Alum. ‘10 Grantee IELSP batch VI priode juni-agustus 2009 Ohio University, Athens, Ohio, U.S.

Beasiswa Amerika untuk Mahasiswa S1 (yg masih aktif kuliah): Undergraduate Exchange Program Global “UGRAD” 2011-2012


2011 – 2012 Global Undergraduate Exchange Program Global UGRAD

Program Description:

The Office of Academic Exchange Programs in the Bureau of Educational and Cultural Affairs of the U. S. Department of State, is pleased to announce a new exchange program for undergraduate students-the 2011 Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD)

The Global UGRAD Program provides scholarships for one semester or one academic year of U.S. Study in a NON-DEGREE Program. The goals of the program are to provide a diverse group of emerging student leaders, from non-elite and underrepresented groups in Indonesia and East Asia.

All global UGRAD Program participants will be enrolled full-time in undergraduate course work chosen from the institution’s (US) existing curriculum to allow students ample opportunity for ongoing interaction with U.S. Faculty and student peers, and for exposure to U.S. academic and classroom culture..

To ensure that students succeed in their new academic environments, host institutions will offer tailored instruction on topics including academic research and writing, critical thinking, time management, note taking, and studying for and taking tests. Participants will live on campus with American peers.

Students will also be provided with opportunities to participate in up to ten hours of community service per semester. Additionally, an internship component will be offered to all academic-year participants during the academic component of the program. Internships will be related to each participant’s field of study and/or career plans.

Participants may be eligible for up to 4 weeks of intensive English Language instruction in the United States prior to the start of academic portion of their program.

Eligibility:

1/ Scholarships will be granted to students who currently are enrolled in S-1 degree programs only, and have completed their first semester and up to their firth semester of undergraduate study at an Indonesian university.

2/ Applicants should demonstrate leadership potential through academic work, community involvement, and extracurricular activities.

3/ Applicants must have minimum institutional TOEFL score of 500-score or IELTS 5.0 less than two years old. In some cases a personal interview by a fluent qualified Native English Speaker who can confirm that the nominee would be able to achieve that score when tested is acceptable. Candidates must also meet all the requirements of the institution where admission is being sought.

4/ Preference will be given to those who have had little or NO experience in the U.S. or outside of their home countries.

5/ Applications can be for either for one semester or two semesters based on nominee’s availability. No applications should be submitted for both one semester and full year programs.

6/ Applicants are required to return to Indonesia after the completion of the one or two semester program.

Submission of Applications

An original application and two copies should be submitted to the address below by: November 1, 2010

American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF)

Gedung Balai Pustaka Lt. 6

Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta 10720

Tel. 021- 3452016

Applications are available at the AMINEF offices or can also be downloaded from AMINEF website at http://www.aminef.or.id

For additional information, contact infofulbright_ind@aminef.or.id.

We do not accept email applications. Hard copies must be sent or delivered to American Indonesian Exchange Foundation.

To download form klick this link : http://www.aminef.or.id/file/fulbright/2010%20Global%20Ugrad%20Prog%20Application.doc..

furthe information can be traced on http://www.aminef.or.id

REFLEKSI KEJUJURAN TIMUR vs KEJUJURAN BARAT


“Frasa kejujuran” timur pada judul diatas bukanlah sebuah generalisasi tentang kejujuran budaya timur dan begitupun juga generalisasi kejujuran budaya barat. Untuk lebih jelas akan kita uraikan berikut dalam note ini, bukan sebagai aspek pembanding untuk membanding-bandingkan antara Indonesia, negeri tercinta ini, dengan aspek budaya salah satu suku di wilayah Ohio, Amerika serikat. Tapi lebih merupakan sebagai sebuah refleksi terhadap arti penting sebuah nilai kejujuran kita sebagai bangsa Indonesia.

Beberapa waktu yang silam, suatu berita mengagumkan (menurut hemat saya), di berikatan oleh metro TV yaitu berita tentang sebuah kantin kejujuran di salah satu sekolah dasar di Indonesia. Bagaimana tidak selama ini kita hanya mengenal kantin “mba Atik”, “kantin “wong jowo”, “kantin mas mantep” dll. kok tiba-tiba ada kantin bernama kantin kejujuran. Apa nama pemiliknya namanya “kejujuran” layaknya kantin “mas mantep”, kantin “mba Atik”???? hahhahahhah ternyata bukan. Kantin tersebut beratribut “kejujuran” dikarenakan orientasi kantin tersebut adalah penanaman nilai sebuah kejujuran sejak dini yang di mana kantin tersebut tidak memiliki kasir. Yang ada hanyalah sebuah kotak (kardus) tempat di mana para siswa menaruh uang mereka setelah mengambil (membeli) sesuatu dari dalam kantin tersebut dan mereka sendiri yang mengambil dari kotak tersebut apabila mereka punya kembalian atau tidak punya uang pas lebih tepatnya. Hal ini sungguh sebuah contoh yang baik. Hal ini juga sontak menjadi bahan siaran metro tv dan mendapat banyak perhatian masyarakat.

Masih tentang kejujuran: Suatu waktu di Amish County, sebuah wilayah pemukiman oleh suku Amis yang cukup terpencil (itulah disebut mengapa disebut county) jauh dari keramain kota Cleveland, Ohio. Suku ini terkenal primitive dan sangat tertutup dengan kebudayaan luar apalagi terhadap pesatnya kemajuan technology. Mereka umumnya adalah churchgoing family yang sangat kental dengan pengabdian kepada perintah bible. Mereka tidak menggunakan listrik, kedaraan bermotor dll. Mereka hidup dengan sangat alamiah, sangat kontras dengan kehidupan kota-kota besar di Amerika Serikat pada umumnya. Tapi ada yang unik dari mereka (bagi kita unik, tapi bagi mereka hal tersebut adalah sudah merupakan suatu kebiasaan), pada saat sedang mengunjungi salah satu rumah yang juga berfungsi sebagai home industry pembuatan kue. Hal itu terjadi pada saat ingin membayar kue kok tidak ada kasirnya??? Tiba-tiba salah seorang pembuat kue berkata put your money there (box), and if you have changes please take it yourself, “letakkan saja uangnya di kotak itu dan ambillah kembaliannya sendiri”. Wah sontak kuteringat dengan kanti kejujuran. Ya hal itu sama dengan inisiatif oleh sebuah sekolah di Indonesia yang membuat “kantin kejujuran” tapi tidak sepenuhnya sama..lalu apa yang beda dalam kesamaannya tersebut?????

Pertama: Kantin kejujuran baru memiliki “nafas” dalam hitungan bulan, sedangkan kantin suku Amis tersebut sudak dahulu kala dan sudah menjadi turun-temurun. Tak pelak mereka sempat tersenyum kecil ketika melihatku sedang menggenggam uang untuk membayar kue yang telah aku makan karena kebingungan mencari kasir. Kedua: aktifitas mereka khususnya “kasir kejujuran” ala Amish tersebut tersebut sama skali tidak menjadi incaran media dan mungkin juga bukan sebuah komoditas yang prospektif bagi media untuk menayangkan berita “kejujuran” tersebut dikarenakan hal tersebut sudah biasa bahkan mereka sudah hidup dalam sistem tersebut sudah sejak dahulu kala.

Sungguh sebuah ironis kita budaya timur terkenal dengan keramah-tamahan kok masih terjadi bom di sana-sini, masih ada juga beberapa tukang becak suka yang mengolok-olok para wisatwan asing yang ingin berkunjung menyaksikan keramahtamahan negeri tercinta ini. Bahkan yang sangat penting adalah kejujuran masih menjadi sebuah komoditas langka bagi kita… Sebegitu mahalnya nilai sebuah kejujuran di negeri kita sampai-sampai setiap ada langkah yang unik dari implementasi kejujuran itu sendiri pasti tak lepas dari pemberitaan media dan orang-orang akan ramai membicarakannya tanpa mau mencontohnya. apakah kejujuran bagi kita adalah sebuah kebutuhan? Sebuah cita-cita? Sebuah keinginan? Atau sebuah hal yang sangat sulit untuk kita akan lakukan? Atau hal yang tak pernah terpikirkan sama sekali untuk kita perbaiki????? Mari kita refleksikan bersama-sama…thanks..

Salam Hangat,

Haeril Halim. Hasanuddin University Alum. ‘10 Grantee IELSP batch VI priode juni-agustus 2009 Ohio University, Athens, Ohio, U.S.

Beasiswa untuk Profesional Jurnalist non-Amerika di Stanford University


Knight Fellowships for International Professional Journalists at Stanford University, USA

September 8, 2010
2011-12 Knight Fellowships for International Professional Journalists from outside the United States at Stanford University.

The Knight Fellowships awards up to nine fellowships each year to journalists from outside the United States who have already done first-rate work and who have the potential of great impact in journalism in their home countries. The program has revised its selection process to reflect a new emphasis on journalistic innovation, entrepreneurship and leadership, including an emphasis on developing and strengthening press freedoms around the world.

The overall goal for international fellows is the same as those from the U.S. – an engaged, informed public. We are paying special attention to countries where the obstacles to this goal may be more acute than in the U.S. because of government or other powerful forces opposed to free expression.

The program is seeking journalists from countries where the news media can work as a significant agent of change, both in nurturing a free press and fostering innovation. At the same time, we will continue to seek international journalists from countries with a more robust press, especially those who would focus on innovation and entrepreneurship.

Eligibility and Selection:

Applicants ideally will have at least five years of full-time professional experience, but applicants with less experience yet outstanding achievements will also be considered. There are no educational prerequisites. No college degree is required.

In general, applicants should be full-time journalists working for newspapers, wire services, television or radio news departments, Web sites, magazines covering news, commentary, or public affairs, and as full-time freelancers. Who do we consider to be eligible? Journalists who write or edit news, commentary, or editorials; critics and reviewers, photojournalists, editorial cartoonists and supervising editors, anchors, and producers.

In addition, journalism business and management executives whose work influences editorial quality, such as publishers, general managers, and station managers, are also eligible. So are entrepreneurs and innovators whose work or proposals have the potential for great journalistic impact.

Those working in public information or public relations jobs, for trade and house newsletters or magazines, for government agencies, or as teachers, are not eligible.

Fellows must agree to devote their energy during the year to the fellowship itself rather than to regular professional work, to spend the academic terms in residence at Stanford and to participate fully in fellowship seminars and activities. Further, Fellows who apply with the support of their news organizations agree to return to that organization.

Fellows receive a stipend of $60,000 plus supplemental allowances for housing, childcare, health insurance, books, equipment and moving expenses. The program pays Stanford tuition for each Fellow.

All features of the fellowship program are identical to the U.S. Fellows. International Fellows, however, are financed separately by grants from a variety of sources, including the Fulbright program, the Knight Foundation, the Shin-young Journalism Fund, the Lyle and Corrine Nelson International Journalism Fellowship Fund and the Yahoo! International Journalism Fund.

In addition, the selection of International Fellows is designed to ensure that journalists from a wide range of countries and regions are represented, especially countries where a returning Knight Fellow could have a direct impact on the development of a free press and flow of information in their countries.

The Knight Fellowships program reserves one fellowship each year for a journalist from Latin America under special funding from the Knight Foundation. The program also reserves one fellowship each year, using special funding from Yahoo!, for a journalist from a country where there are restrictions on freedom of the press, either by governmental agencies or other forces.

Candidates write two essays: a statement of how they propose to spend their fellowship year and what they expect to have to show for it at the end, and a journalistic autobiography. Applicants who are employed (not freelancers or independent proprietors) must submit a letter from their employer endorsing their application and granting a leave of absence if chosen for a fellowship. Three letters of recommendation, including one from the applicant’s immediate supervisor, are required as well as work samples.

Applicants must be fluent in written and spoken English. All materials submitted must be in English. If samples of the applicant’s work are in another language, English translations must be provided.

Each application is evaluated by the Knight Fellowships staff, supplemented by Stanford faculty members and people outside the program who are knowledgeable about journalism issues in particular countries or regions.

How to Apply: International Fellows:

The international application deadline for the 2011-2012 academic year is Dec. 15, 2010. The application will be available in October 2010. The U.S. application deadline for the 2011-2012 academic year is Feb. 1, 2011.

Contact Email: knight-info@lists.stanford.edu

Further fellowship details and application:

Tags: Fellowships, International, Journalists, Knight, Professional, Stanford, University, USA

Original Surce of the information : http://scholarship-positions.com/knight-fellowships-for-international-professional-journalists-at-stanford-university-usa/2010/09/08/

PENGALAMAN PERIODIK IELSP TAHAP 2


PENGALAMAN PERIODIK IELSP TAHAP 2

(DOWNLOAD POSTINGAN INI DALAM WORD 2007)

Sebagaimana di tahap pertama saya telah bercerita tentang apa itu IELSP dan dimana serta bagaimana mendapatkan informasi yang memadai tentang IELSP maka sekarang saatnya berbagi tentang proses dan hal-hal penting apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mengisi formulir pendaftaran IELSP.

1. Perhatikan dengan seksama apakah kalian sudah mengisi formulir yang tepat. Maksudnya karena disetiap application form itu tercantum batch/cohort yang menunjukkan gelombang IELSP. Gelombang terakhir IELSP adalah cohort 7 maka maka sekarang adalah gelombang atau cohort 8. Untuk melihat cohort tersebut kalian bisa melihat di halaman pertama formulir pendaftaran IELSP tercantum cohort 8-2011. Kalian bisa mengapload formulir pendaftaran dalam bentuk doc. Ataupun PDF.

2. Segala instruksi telah secara gamblang dijelaskan di dalam application form. Dan juga untuk persyaratan lainnya kalian bisa membaca di postingan saya sebelunya yang berjudul INTERNATIONAL ENGLISH LANGUAGE STUDY PROGRAM (IELSP) FREQUENTLY ASKED QUESTIONS”.

3. Ingat dalam mengisi kolom ORGANIZATIONAL ACTIVITIES kalian bisa mencantumkan semua kegiatan organisasi dan aktivitas-aktivitas sosial atau kegiatan voluntir yang kalian lakukan selama di kuliah baik itu intra kampus maupun extra kampus. Yang paling penting lampirkan semua bukti berupa setifikat atau penghargaan agar bisa menambah bobot nilai dari berkas kalian. Pengalaman organisasi adalah salah satu aspek yang menjadi pertimbangan untuk beasiswa ini karena salah satu tujuan jangka panjang beasiswa ini selain belajar bahasa inggris dan kebudayaan Amerika adalah mencari future leader dari seluruh wilayah Indonesia. Ingat juga setiap orang mempunya potensi leadership oleh karena itu program inilah tempat kalian mengembangkan bibit-bibit tersebut.

4. Selain aktifitas keorganisasian adalah penting juga mencantumkan daftar-daftar publikasi seperti karya ilmiah kalian yang pernah diterbitkan ataupun artikel-artikel kalian yang diterbitkan dimedia cetak.

5. Bagian terpenting dari application form adalah personal statemen, your response on the most pressing issue in your country dan your long term career aspiration. Ketiganya sangat penting oleh karena itu gunakanlah bahasa yang lugas dan tegas untuk menjelaskan argument kalian dalam ketiga kolom tersebut. Ingat hindari bahasa yang romantic, heroic dan melankolis baik dalam membuat ketiga essay maupun dalam interview nanti (jika kalian dinyatakan lulus berkas maka akan mengikuti proses interview sebagai tahap akhir seleksi).

6. Oh ya dalam mengisi application form ini sebaiknya dengan mengetik komputer agar nampak rapi coba bayangkan jika kalian menggunakan tulisan tangan, jelek pula kayak cakar ayam dan jumlah formulir yang terkumpul bisa mencapai dua ribuan dari seluruh Indonesia bisa-bisa petugas yang melakukan review terhadap berkas kalian akan ilfil melihat tulisan cakar ayam yang sangat sulit untuk dibaca maka mereka bisa saja mengesampingkan berkas kita. Ini sebagai langkah terburuk oleh karena itu langkah teraman adalah mengetiknya dengan komputer untuk memudahkan staf IIEF untuk menyeleksi berkas kalian.

7. Yang paling penting dalam merespon essai-esai yaitu bagaimana kalian akan benefit bagi negara kalian maupun bagi pemerintah Amerika serikat yang telah member kalian duit selama kalian dalam program IELSP baik sebelum keberangkatan mulai dari Pre Departure Orientastio atau PDO hingga keberangkatan kalian di Amerika nanti. Di sinilah kesempatan kalian untuk memperlihatkan kekuatan argumentasi dalam membuat essai yang meyakinkan bagi lembaga donor beasiswa sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyeleksian para applicant-aplicant IELSP dari seluruh Indonesia.

8. Ingat juga bahwa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan hindari mengirim berkas kalian sehari sebelum deadline pengumpulan formulir aplikasi. Kendala teknis diluar dugaan kita bisa saja terjadi seperti delay pesawat (bagi mereka yang diluar pulau jawa) yang akan mengakibatkan berkas formulir kalian tidak samai tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sekali lagi IIEF tidak menerima berkas yang datang setelah deadline yang telah ditentukan.

9. Untuk cohort 8 ini feature aplikasinya lebih memudahkan dengan format PDF yang bisa langsung di sini tanpa harus mengkonversinya ke dalam format doc. Lucky you guys.

Kayaknya saya sudah berbicara terlalu banyak. Sampai di sini dulu sharing tentang pengisian formulir aplikasinya semoga info dan sharing diatas bermanfaat buat kalian semua calon-calon aplicat IELSP yang akan berjuang untuk merebut beasiswa yang prestigius ini. Saya yakin setiap kerja keras akan membuahkan hasil oleh karena itu keep doing your best untuk mendapatkan kesempatan langka ini..okeh..Kalau masih ada info yang kurang jelas maka jangan ragu-ragu tuk menghubungi saya di email haeril_halim@yahoo.com dan di nomor hp 08981553616…okeeeeeh…

Cheers,

Haeril Halim. Hasanuddin University Alum. ‘10 Grantee IELSP batch VI priode juni-agustus 2009 Ohio University, Athens, Ohio, U.S.

DOWNLOAD APLICATION FORM DISNI

*MAU MEMBACA POSTINGAN INI SAMBIL OFFLINE? KLIK DISINI TUK MENDOWNLOADNYA DALAM BENTUK WORD 2007